Nelayan Diserang Buaya di Ujung Kulon, Balai Taman Nasional Imbau Hindari Habitat Satwa Liar
![]() |
| Nelayan Diserang Buaya di Ujung Kulon, Balai Taman Nasional Imbau Hindari Habitat Satwa Liar. |
Mengutip laporan Discoverbanten.com, korban bernama Ramdan mengalami luka serius di bagian kepala setelah digigit buaya dan saat ini menjalani perawatan medis di Puskesmas Sumur.
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Ardi Andono, menyebut lokasi kejadian di kawasan Legon Guru merupakan habitat alami buaya yang seharusnya dihindari masyarakat.
“Legon Guru Pulau Panaitan itu habitat buaya. Masyarakat seharusnya tidak berenang atau menyelam untuk menembak ikan di kawasan tersebut,” kata Ardi, Ahad, 7 Desember 2025.
Menurut keterangan saksi mata, Asep, yang juga dikutip Discoverbanten.com, saat kejadian ada tiga orang di lokasi, yakni dirinya, Ramdan, dan Engkus. Asep berada di atas perahu sementara dua lainnya turun ke air menggunakan bedil paser.
Ramdan disebut menyelam sekitar 1,5 meter sebelum seekor buaya tiba-tiba muncul dari belakang dan langsung menggigit bagian kepala korban.
Pergumulan terjadi di dalam air selama beberapa menit hingga Ramdan berhasil melepaskan diri dan berenang ke arah perahu dalam kondisi terluka. Buaya sempat mengejar hingga mendekati perahu sebelum akhirnya menjauh setelah dilempari batu.
Pihak Balai Taman Nasional Ujung Kulon kembali mengingatkan masyarakat, terutama nelayan, agar tidak melakukan aktivitas berisiko di wilayah habitat satwa liar.
“Kawasan konservasi bukan tempat untuk aktivitas berbahaya. Keselamatan masyarakat adalah yang utama,” ujar Ardi.
Insiden ini menambah daftar panjang konflik antara manusia dan satwa liar di kawasan konservasi yang dipicu oleh aktivitas manusia di luar batas aman. (*/Red)

Posting Komentar untuk "Nelayan Diserang Buaya di Ujung Kulon, Balai Taman Nasional Imbau Hindari Habitat Satwa Liar"